- Seni Teater "LUDRUK"
Dialog yang digunakan dalam
pementasan ludruk sangat menghibur sehingga membuat para penontonnya tertawa.
Dialog yang digunakan dalam pementasan ludruk menggunakan bahasa khas dari
Surabaya. Bahasa yang sederhana para pemain ludruk membuat mudah dimengerti
para penontonnya.
Ludruk berbeda dengan ludruk dari Jawa Tengah. Cerita ludruk sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita kehidupan sehari-hari (biasanya) masyarakat bawah.
Ludruk berbeda dengan ludruk dari Jawa Tengah. Cerita ludruk sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita kehidupan sehari-hari (biasanya) masyarakat bawah.
Berbeda dengan ketoprak yang
menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat
jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial,
dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk
tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski
keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
Sejarah kesenian Ludruk
Sejarah kesenian Ludruk
Kesenian drama tradisional ludruk
Surabaya mulai terbentuk dari sebuah kesenian ngamen di jalanan. Kesenian
ngamen ini berisi syair-syair dan pikulan music sederhana. Seseorang yang
memulai terbentuknya kesenian ludruk ini bernama pak Santik. Pak Santik
berteman dengan pak Pono dan pak Amir. Mereka mengamen berkeliling dari desa
satu ke desa yang lainnya.
Pak Pono menggunakan pakaian wanita dan wajahnya dihiasi dengan coret coretan sehingga terlihat lucu. Pada saat itulah penunton mengucapkan kata “Wong Lorek”, karena variasi dalam menggunakan bahasa jawa akhirnya kata “Lorek” lambat laun berubah menjadi kata “Lerok”.
Pak Pono menggunakan pakaian wanita dan wajahnya dihiasi dengan coret coretan sehingga terlihat lucu. Pada saat itulah penunton mengucapkan kata “Wong Lorek”, karena variasi dalam menggunakan bahasa jawa akhirnya kata “Lorek” lambat laun berubah menjadi kata “Lerok”.
2. Tujuan Ludruk
- untuk memperkenalkan pada masyarakat kesenian LUDRUK dari Jawa Timur
- untuk melestarikan budaya kesenian LUDRUK agar tetap dikenal
- untuk menghibur para penonton
- menjaga warisan yang telah diberikan nenek moyang kepada generasi penerus